bismillah

Image by FlamingText.com
Image by FlamingText.com

Saturday 13 August 2011

BEDAH BUKU: Manajemen rasulullah, panduan sukses diri & organisasi-buku 9 (Part 1)



Terasa diri ini sangat kurang membacanya, terasa mahu membaca untuk menambah ilmu di dada. Aku lantas bangkit dan merapati rak buku di kamar kongsi ku bersama adik-beradik perempuanku. Aku mencari-cari buku yang paling nipis di situ, dan akhirnya ku temui,  Manajemen rasulullah, panduan sukses diri & organisasi-buku 9, ada 56 halaman tidak termasuk refensi. Buku berbahasa indon ini aku tatapi penulisnya, M. Ahmad Abdul Jawwad.

“erm ok jugak buku kakak aku ni, nipis pun nipis.” ku masih membelek-belek lagi buku itu, membaca sinopsis di belakang buku dan kata pengantar dari penulis. Dan akhirnya, aku teruskan membaca dari bab ke bab yang semuanya memiliki enam bab  yang setiap  satunya mewakili satu rahsia  skill management.

 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (Al-Ahzab,33:21)

Buku ini membahaskan tentang  6 rahsia keunggulan skill management dalam kehidupan Rasulullah saw. Penulis mengajak para direktur meneladani Nabi saw., meski apa pun jawatan kepimpinan yang dipegangnya. Sebab kehidupan Rasulullah saw.  adalah mata air yang tidak pernah kering dan panduan yang mengagumkan dalam menata kehidupan, memimpin kelompok kerja, menguruskan dakwah, mengelola negara, mengatur segala urusan, mengoptimalkan potensi, menyelesaikan persoalan dan mengatasi berbagai halangan. Dan yang menariknya buku ini, di sajikan sirah untuk menambah kefahaman kita.

“erm, mungkin aku harus berkongsi sedikit dengan para pembaca agar menambah minat mereka untuk turut memiliki buku ini”. Cadangku.

Rahsia pertama: Kemampuan memotivasikan Team.




Al-Waqidi menggambarkan perjalanan Rasulullah saw bersama para perajuritnya menuju Hunain, Kemudian Rasulullah bersabda, “Tidakkah ada penunggang kuda yang menjaga kami malam ini?!” Tampillah Unais bin Abi Murtsid Al-Ghanawi yang menunggang kuda seraya berkata, “ Saya yang akan melakukannya, wahai Rasulullah!”. Rasulullah saw berkata kepadanya, “Pergilah menuju bukit anu. Jangan turun darinya, kecuali untuk keperluan solat atau buang hajat. Jangan sampai kami diserang dari belakangmu.”

Perawi berkata, “Maka malam itu kami tidur hingga fajar menyingsing. Kemudian kami bangun untuk menunaikan solat. Rasulullah saw menemui kami seraya bertanya, “Apa kalian melihat penunggang kuda kita tadi malam? “ Kami menjawab, “Demi Allah, kami tidak melihat-lihat ke arah semak dan perpohonan”. Kemudian beliau berkata, “Bergembiralah, penunggang kuda kita datang”. Muncul sosok penunggang kuda dan melapor, “Ya Rasulullah, saya berada di atas bukit, sebagaimana yang engkau perintahkan. Saya tidak turun dari atas punggung kudaku hingga pagi, kecuali untuk solat atau buang hajat. Namun saya tidak menemui seoranga pun (yang hendak menyerang kita).” Rasulullah saw berkata, “Tidak seharusnya ia dibebani tugas lagi setelah (pekerjaan ini).”

--------------------------------------PENGAJARAN-------------------------------

Rasulullah saw selalu memberikan penawaran kepada para sahabat dalam memberikan tugas dan sentiasa membangun semangat berlumba-lumba dalam kelompok kerja yang dipimpinnya. Perhatikan ungkapan beliau, “Tidakkah ada penungganga kuda yang menjaga kami malam ini?!”
Rasulullah saw juga menerima laporan hasil kerja sahabatnya dengan ramah dan menyenangkan. Dengan bijak, beliau menanggapi laporan Unais yang terkesan memuji diri, “Ya Rasulullah, saya berada di atas bukit, sebagaimana yang engkau perintahkan. Saya tidak turun dari atas punggung kudaku hingga pagi, kecuali untuk solat atau buang hajat. Namun saya tidak menemui seoranga pun (yang hendak menyerang kita).”
Rasulullah tidak menuduhnya kurang ikhlas dalam beramal, meski ia terkesan membanggakan diri di hadapan para sahabat. Bahkan beliau memberikan motivasi dan semangat dengan ungkapan, “Tidak seharusnya ia dibebani tugas lagi setelah (pekerjaan ini).”
Pujian dan motivasi seperti ini dapat digunakan direktur atau pemimpin organisasi untuk mengoptimalkan potensi kelompok kerja dalam melakukan tugas.

-------------------------------------PENGAJARAN-------------------------------

Rasulullah saw juga pandai memberi motivasi para sahabat dengan gelaran yang menarik. Misalnya Abu Bakar r.a diberi gelaran “Ash-Siddiq”, Umar r.a dengan “Al-faruq”(dengannya Allah membezakan antara hak dan batil), Hamzah r.a dengan “Asadulllah” (Singa Allah), Abu Ubaidah r.a dengan “Aminu Hadzihil Ummah” (kepercayaan Umat), Khalid bin Walid r.a dengan “Saifullah Al-Maslul” (Pedang Allah yang terhunus), Zaid bin Haritsh r.a dengan “Hibbu Rasulillah saw.” (Kekasih Rasulullah saw).

Rasulullah saw berkata kepada Ja’afar r.a, “Fisik dan perangaimu mirip denganku”.

Rasulullah saw berkata kepada Ustman bin Affan r.a setelah ia menanggung sepertiga biaya Perang Tabuk,”Setelah hari ini, tiada sesuatu pun yang dilakukan Ustman dapat membahayakannya.”

Rasulullah saw berkata kepada Abu Dzar ra. “Tiada yang dinaunginya langit dan dipikul bumi yang lebih setia dari Abu Dzar.”

Setelah perang Uhud, Rasulullah saw memuji sahabatnya dengan ungkapan, “Sebaik-baik penunggang kuda (kavaleri) kita adalah Abu Qatadah dan sebaik-baik pejalan kaki (infantri) kita adalah Salamah.”

Bahkan dalam suasana sangat genting pun Rasulullah saw mampu menumbuhkan optimisme dan menguatkan motivasi para sahabat, “Mereka tidak lari, tetapi sedang mengatur strategi, insya Allah.”
      To be Continue..

No comments:

Post a Comment